Musim Harimau


Kalau di daerah lain hanya ada musim kemarau, musim hujan, dan musim buah-buahan, seperti rambutan, durian, mangga, atau yang lainnya, di kampungku ada musim harimau. Mengerikan bukan?

Disebut musim harimau karena pada waktu itu banyak orang atau hewan yang menjadi korban santapan harimau. Menurut kepercayaan, harimau akan marah kalau ada di antara masyarakat di kampung tersebut yang berbuat maksiat, seperti berzinah. Katanya, harimau merasa kepanasan (gerah) karena perbuatan tersebut. Akibatnya, dia akan memperlihatkan diri di sekitar kampung atau memperdengarkan aumannya yang menakutkan. Tidak jarang, harimau menangkap manusia, atau di kampung disebut dicokou rimau. Biasanya yang menjadi korban adalah para panakiak yang sedang menyadap gota di hutan atau di ladang-ladang yang berada jauh di permukiman penduduk. Barangkali, sebenarnya pada saat itu, hutan tempat harimau berdiam dan mencari makan sudah mulai terganggu. Oleh karena itu, dia mulai ekspansi ke permukiman penduduk.

Sewaktu masih kecil, ada peristiwa yang berkesan bagiku mengenai musim harimau ini.

Dulu, rumah tino, di Bukit Berbunga, adalah satu-satunya rumah yang ada di bukit itu. Jarak rumah terdekat, kira-kira 150 meter, berada di bawah bukit. Di belakang rumah, masih semak belukar. Bahkan kalau masuk lebih jauh, masih terdapat hutan.

Waktu itu kami memelihara seekor anjing kecil. Anjing yang gemuk dan lucu. Karena anjing tidak mungkin kami bawa ke dalam rumah, jadilah anjing itu ditempatkan di luar rumah, di dekat pintu masuk. Hanya beberapa hari anjing itu bersama kami, tiba-tiba keesokan harinya anjing kecil itu sudah hilang, tak berbekas. Kata ibu, malamnya terdengar suara anjing yang "terpekik", sekali, setelah itu senyap. Diduga harimau telah memangsa anjing kecilku itu.

Peristiwa kedua terjadi ketika usiaku 4 atau 5 tahun. Kami melewati sebuah puskesmas yang ada di Baserah. Banyak orang berkumpul di sana. Kemudian diketahui bahwa ada orang yang meninggal diterkam harimau. Aku sempat melihatnya diangkat menggunakan tandu oleh beberapa orang. Tubuhnya diselimuti kain batik panjang. Setelah besar, kuketahui, kata ibu, dia memimjamkan kain panjang batik pada keluarga orang tersebut...


catatan:
gota = karet
panakiak = penyadap
dicokau = diterkam
(foto dok. http://www.rizal70.webs.com/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita "Sutan Nan Garang" dalam Randai Kuantan, Kab. Kuantan Singingi

Pengarang-Pengarang Riau

Kumpulan "Syair Surat Kapal" dari Kabupaten Indragiri Hulu