Elegi Seorang Guru
Pagi hari aku telah berdiri di depan bocah-bocah lugu
Yang memandang dengan mata bening
Tatapan itu sanggup membuatku lupa
Entah sudah berapa waktu kulalui
Berdiri di depan kelas ini
Entah sudah berapa lama
kuhirup debu dari kapur yang kugoreskan
pada papan hitam yang tergantung bisu
Entah sudah berapa banyak album yang tercipta
dari suara serak yang direkam alam
Wajah-wajah penuh tanya murid-muridku
yang berharap jawab dengan kehadiranku
membuatku selalu mampu tersenyum pada kenakalan mereka
dan pada hidup yang kerap menghimpit
Apa yang kuinginkan?
Di manakah kebahagianku?
Aku termangu....
melintas wajah orang-orang sukses
membayang raut orang-orang baik
menjelma wajah tak kukenal yang berkata “ini guruku!”
Bukankah itu sejatinya kebahagiaan guru?
Aku kembali termangu....
Saat teringat wajah penjahat
Apa yang salah?
Apakah aku yang salah memberi petuah?
Di sanalah kesedihan terdalamku bertahta
Di sanalah air mataku tumpah
Yang memandang dengan mata bening
Tatapan itu sanggup membuatku lupa
Entah sudah berapa waktu kulalui
Berdiri di depan kelas ini
Entah sudah berapa lama
kuhirup debu dari kapur yang kugoreskan
pada papan hitam yang tergantung bisu
Entah sudah berapa banyak album yang tercipta
dari suara serak yang direkam alam
Wajah-wajah penuh tanya murid-muridku
yang berharap jawab dengan kehadiranku
membuatku selalu mampu tersenyum pada kenakalan mereka
dan pada hidup yang kerap menghimpit
Apa yang kuinginkan?
Di manakah kebahagianku?
Aku termangu....
melintas wajah orang-orang sukses
membayang raut orang-orang baik
menjelma wajah tak kukenal yang berkata “ini guruku!”
Bukankah itu sejatinya kebahagiaan guru?
Aku kembali termangu....
Saat teringat wajah penjahat
Apa yang salah?
Apakah aku yang salah memberi petuah?
Di sanalah kesedihan terdalamku bertahta
Di sanalah air mataku tumpah
Komentar
Posting Komentar