Puisi (Sebagai Alat) Politik
Pertarungan dalam pemilihan legislatif sudah berakhir. Siapa yang terpilih menjadi anggota legislatif pun sudah diketahui. Begitu pula dengan partai yang memenangi pemilu 2014. Namun, aroma politis masih menyeruak di hampir semua bidang kehidupan. Setelah pemilihan legislatif, pergelaran masih akan berlanjut dengan pemilihan presiden/wakil presiden. Akhir-akhir ini, masyarakat dikejutkan oleh hadirnya puisi politik. Entah siapa yang mula-mula memberikan label pada jenis puisi itu. Mungkin, karena penulisnya politikus dan/atau karena isinya “beraroma” politik, puisi itu kemudian dilabeli puisi politik. Sebenarnya, istilah “puisi politik” sudah muncul sejak lama. Pada 2008, Andrinof A. Chaniago telah menulis puisi politik, seperti “Sang Birokrat”, “Senjata”, dan “Puisi untuk Wakil Rakyat” (http://sukma-puisipolitik.blogspot.com). Bahkan, puisi-puisi seperti itu sudah ada sejak masa awal kesusastraan Indonesia modern hingga paruh awal dekade 1960-an. Pada saat itu (1961...